Keterampilan Mengadakan Vareasi
Dalam Pembelajaran
Variasi adalah keanekaan yang
membuat sesuatu tidak monoton dan begitu saja. Variasi di dalam kegiatan
pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan
keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta
meningkatkan kadar keaktifan siswa. Dari
definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah
pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar
yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat
belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui
ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti
pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus
memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat
mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang
perhatian, mengantuk, dan mengalami kebosanan.
Dalam keterampilan mengadakan
variasi proses belajar mengajar, pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi
tiga aspek penggunaan variasi sebagai berikut :
1.
Variasi gaya mengajar.
Variasi ini meliputi variasi
suara, variasi gerakan anggota badan dan variasi perpindahan posisi guru dalam
kelas. Perilaku guru dalam mengadakan variasi tersebut dalam proses belajar
mengajar akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan
peserta didik, menarik perhatian peserta didik, menolong penerimaan bahan
pengajaran dan memberikan stimulasi (dorongan atau pemberi semangat). Variasi dalam gaya mengajar ini adalah:
a.
Variasi suara.
b.
Penekanan (focusing).
c.
Pemberian waktu (pausing).
d.
Kontak pandang.
e.
Gerakan anggota badan (gesturing).
f.
Rendah posisi.
2.
Variasi media dan bahan ajaran.
Tiap peserta didik mempunyai kemampuan
indra yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga
kemampuan berbicara. Ada yang lebih enak atau lebih senang membaca, ada yang
lebih senang mendengar dulu baru membaca, dan ada yang sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan
indra yang dimiliki tiap anak didik dapat dikurangi. Untuk menarik perhatian
anak didik misalnya, guru dapat memulai berbicara lebih dulu, kemudian menulis
di papan tulis dilanjutkan dengan melihat contoh kongkrit. Dengan variasi
seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indra anak didik.
3.
Variasi pola interaksi
Pola interaksi yang terjalin
antara guru dengan siswanya merupakan kegiatan yang sering dijumpai dalam
proses pengajaran. Guru yang baik adalah guru yang memberikan kesempatan anak
didiknya untuk mengutarakan pendapatnya. Untuk merangsang siswa agar aktif
untuk mengutarakan pendapat atau bertanya tersebut, perlu diadakan variasi pola
interaksi antara guru dengan siswa.
Vareasi Stimulus
Menurut Montessori dalam buku
pembelajaran mikro bahwa anak memiliki masa peka terhadap segala stimulus yang
diterima melalui panca inderanya. Dengan demikian panca indera yang dimiliki
anak merupakan jalan untuk masuknya informasi. Semakin banyak dan bervariasi
informasi yang ditangkap maka semakin banyak dan bervariaasi puula informasi
yang diperolehnya.
Penerimaan informasi tentu saja tidak hanya dari
segi banyaknya, melainkan keragaman informasi yang diperoleh. Ketika anak
mengamati suatu gambar rumah dengan warna yang bermacam-macam, bagaimana bentuk
atau modelnya, ukuran dan keragaman gambar rumah yang berfareasi. Maka anak
akan mendapatkan informasi tentang warna, bentuk, ukuran serta variasi-variasi
lain sesuai dengan apa yang ditunjukan dari gambar tersebut. Dapat disimpilkan
bahwa yang dimaksed dengan variasi stimulus yaitu keragaman stimulus yang
diberikan sehingga memungkinkan siswa dapat merespon melalui alat indera yang
dimilikinya. Melalui pemberian stimulus yang bervariasi, selain akan memperkaya
informasi yang diperoleh siswa, siswa juga akan menjadikanproses pembelajaran
dapat berjalan secara dinamis dan tidak membosankan.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking