KEPEMIMPINAN
PENDIDIKAN
HAKIKAT KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
A.
Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Istilah “kepemimpinan pendidikan” mengandung dua
pengertian yaitu “pendidikan” yang
memiliki arti dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan
sekaligus menjelaskan sifat dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh kepemimpinan
iti, sedangkan “kependidikan” yaitu
bersifat universal, berlaku dan terdapat pada berbagai bidang kegiatan hidup
manusia. Akantetapi secara umum kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan
yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun, menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok
agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para
ahli, berikut diantaranya :
Ø Ralp M. Stogdill
Kepemimpinan adalah proses-proses mempengaruhi
kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan
pencapaian tujuan.
Ø Sondang P. Siagian
Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak daripada
semua sumber-sumber dan alat yang tersedia dari suatu organisasi.
Ø Robert Dubin
Kepemimpinan dalam oranisasi berarti penggunaan kekuasaan
dan penggunaan keputusan-keputusan.
Ø Fred E. Fiedler
Kepemimpinan adalah indiviadu didalam kelompok yang
memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasian yang relevan dengan
kegiatan-kegiatan kelompok
Ø George R. Terry
Kepemimpinan
adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang
lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Kepemimpinan
sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak
lain menyelesaikan tugasnya.
Ø Rauch & Behling
Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang
diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
Ø Katz & Kahn
Kepemimpinan
adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas
kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
Ø Hemhill & Coon
Kepemimpinan
adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu
kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
Ø William G.Scott
Kepemimpinan
adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di
dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Ø Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj
Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu
inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
Berdasarkan
definisi-definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa kepemimpinan adalah satu
kualitas kegiatan-kegiatan kerja dan interaksi didalam situasi kelompok.
Kepemimpinan merupakan sumbangan dari seseorang didalam situasi-situasi
kerjasama. Kepemimpinan dan kelompok tidak bisa dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Tak ada kelompok tanpa adanya kepemimpinan, dan kepemimpinan hanya ada
dalam situasi kelompok. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan pendidikan adalah suatu kualitas kegiatan-kegiatan dan interaksi
didalam suatu pendidikan. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk
menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
B.
Fungsi Pemimpin Pendidikan
Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk
belajar memutuskan dan bekerja, antara lain:
a.
Pemimpin membantu
terciptanya suatu suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa kebebasan.
b.
Pemimpin membentuk
kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut
serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepaada kelompok dalam menetapkan
dan menjelaskan tujuan.
c.
Pemimpin membantu
kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam
menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling
praktis dan efektif.
d.
Pemimpin
bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemeimpin
memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin
memiliki tanggungjawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi
pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.
e.
Pemimpin
bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.
Lebih
lanjut, M.I. Anwar (2003:70) mengatakan bahwa untuk memungkinkan tercapainya
tujuan kepemimpinan pendidikan di sekolah, pada pokoknya kepemimpinan
pendidikan memiliki tiga fungsi berikut:
a.
Membantu
kelompok merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai yang akan menjadi
pedoman untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
b. Fungsi dalam
menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa dan anggota masyarakat untuk
menyukseskan program pendidikan di sekolah,
dan
c. Menciptakan
sekolah sebagai suatu lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis, dan
nyaman, sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas akan
memperoleh kepuasan kerja tinggi. Artinya pemimpin harus menciptakan iklim
organisasi yang mampu mendorong produktivitas pendidikan yang tinggi dan
kepuasan kerja yang maksimal.
C.
Tipe-tipe Kepemimpinan Pendidikan
Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan
dari kekuasaan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap memimpin, tingkah
laku, dan sifat kegiatan pemimpin yang dikembangkan dalam lembaga pendidikannya
akan mempengaruhi situasi kerja, semangat kerja anggota-anggota staf, sifat
hubungan kemanusiaan diantara sesamanya, dan akan mempengaruhi kualitas hasil
kerja yang mungkin akan dicapai dalam lembaga pendidikan tersebut.
Kepemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam
empat tipe berdasarkan konsep, sifat, sikap, dan cara-cara pemimpin tersebut
melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang
dipimpinnya, yaitu :
a.
Tipe Otoriter
Kepemimpinan otoritwr disebut
juga kepemimpinan “ authorirarian”.
Dalam kepemimpinan ini pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap
anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakan dan memaksa
kelompok. Kekuasaan pemimpin yang otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang.
Pemimpin yang otoriter tidak menghendki rapat atau musyawarah. Berkumpul atau
rapat hanya berarti untuk menyampaikan instruksi-instruksi. Setiap perbedaan
diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan atau
pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan.
Dalam tindakan dan perbuatannya ia tidak dapat diganggu gugat. Inisiatif dan
daya fikir anggota dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk
mengeluarkan pendapatnya. Pengawasan hanya berarti mengontrol, apa perintah
yang diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya ataukah
tidak.
b.
Tipe
“Laissez-faire”
Dalam tipe kepemimpinan ini
sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia memberikan bawahannya
berbuat sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan
koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pemberian tugas dan kerjasama diserahkan
sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin.
Kekuasaan dan tanggungjawab bersimpang siur, berserakan secara tidak merata
diantara anggota kelompo. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan-kekacauan dan
bentrokan-bentrokan. Tingkat kematian organisasi atau lembaga semata-mata
disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan
karena pengaruh dari pimpinan. Struktur organisasinya tidak jelas dan kabur,
segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
c.
Tipe Demokratis
Pemimpin yang bertipe
demokratis menafsirkan kepemimpinannyabukan sebagai diktator, melainkan sebagai
pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungannya dengan anggota
kelompok bukan sebagai majikan melainkan sebagai kakak terhadap
saudara-saudaranya. Pemimpin demokratis selalu berusaha mmenstimulasi anggota-anggotanya
agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan
usaha-usaha ia selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya,
dan memperimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.
d.
Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga
demokratis semua atau manipulasi diplomatik. Pemimpin yang bertipe ini hanya
tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis.