Dinsdag 05 Maart 2013

PENDIDIK DAN ANAK DIDIK


PENDIDIK DAN ANAK DIDIK
Pendidik adalah orang dewasa yang membina anak,agar anak bisa menuju ke arah kedewasaan. Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dan anak didik sebagai sasarannya. Anak didik mengalami pendidikan dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam mencapai keberhasilan pendidikan, pendidik memiliki peran yang menentukan, karena pendidik kunci utama dalam pendidikan. Seperti yang dijelaskan Langeveld bahwa pendidikan ialah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Pendidikan harus orang dewasa karena tidak mungkin pendidikan membawa anak sebagai manusia belum dewasa dibawa kepada kedewasaannya oleh manusia yang belum dewasa. Jadi pendidikan harus manusia yang sudah dewasa, dan pendidikan bukan hanya nasihat, anjuran, perintah, dan hanya larangan saja, melainkan dengan gambaran kedewasaan di dalam pergaulan pendidik dan anak didik.
            Menjadi dewasa dan kedewasaan akan menyangkut persoalan moral dan susila serta kesusilaan.orang dewasa akan bertanggung jawqab atas perbuatannya, dan pada dirinya telah terjadi keharmonisan antara jasmani dan rohani kepribadiannya, baik psikologis maupun moralnya. Orang dewasa merupakan manusia yang sudah mandiri, tidak tergantung pada orang lain, tidak tergantung kepada pendapat orang lain tentang harga dan martabat dirinya, dan kesanggupannya untuk membedakan gejala-gejala keanakan, kedewasaan.
Jenis-Jenis Pendidikan
Pebdidikan sebagai orang yang bertanggung jawab membimbing anak untuk mencapai kedewasaan, dibedakan kepada dua jenis, yaitu pertama pendidikan karena keharusan atas kewajaran kehidupan, sedangkan yang kedua adalah pendidikan karena diserahkan tugas untuk mendidik anak. Pendidikan pertama ialah pendidikan yang disebabkan kewajaran tanggung jawab untuk membimbing anak. Pendidikan kedua ialah pendidikan yang memperoleh tugas, karena orang tua untuk sementara tidak mampu melaksanakan pendidikan.
1.        Orang tua
Pendidikan pertama muncul karena adanya anak. Segera setelah lahirnya anak, orang tua, dengan secara wajar alamiah dan kodratik mereka menjadi pendidik. Orang tua secara wajar menjadi pendidik langsung karena kenyataan anak lahir dalam keadaan tidak berdaya. Ketidak berdayaan anak dalam dua hal yaitu tidak berdaya ubtuk mengurus dirinya sebdiri dan tidak bedanya untuk mengembangkan diri sendiri. Karenanya mereka membutuhkan bantuan oranglain.
Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama memilikiperan yang besar, karena orang tua bukan hanya sekedar mendidik anak agar menjadi besar, pandai dalam erbagai hal, tapi mereka juga harus membantu perkembangan anak dalam segi kemanusiaan, hati nurani, dan moralnya agar bertakwa kepada Allah Swt. Menurut Mazhahiri yang terdapat dalam buku pedagogik edisi refisi halaman 114, pengaruh orang tua sangat besar terhadap masa depan anak dan nasib anak apakah anak akan mendapat kebahagiaan atau kesengsaraan. Beliau memberikan contoh orang tua yang tidak mempersoalkan sumber harta kekayaannya, apakah diperoleh secara halal atau haram. Kemudian dimakannya oleh anaknya. Kal tersebut akan berpengaruh langsung terhadap waktu yang buruk dan menyimpang pada diri anak.
2.        Guru
Pendidik kedua adalah mereka yang diberi tugas menjadi pendidik. Dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengerahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam kenyataan guru secara fungsional dianggap oleh anak didiknya sebagai pendidik, yaitu orang yang dapat menjelaskan segala sesuatu yang sifatnya bukan pengajaran, beliau dianggap orang yang dapat memberi nasihat dalam pembentukan kepribadian siswa. Guru berfungsi sebagai pendidik dan pengajar, tidak hanya itu saja guru juga menjadi contoh dan teladan bagi siswa-siswanya.
Untu kenjadi seorang pendidik ada beberapa yang harus dimiliki seorang guru, yaitu:
a.       Guru harus sudah memiliki kedewasaan
b.      Guru harus mampu menjadikan dirinya sebagai teladan
c.       Guru harus mampu menghayati kehidupan anak, serta bersedia membantunya
d.      Guru harus mengikuti keadaan kejiwaan dan perkembangan anak didik
e.       Guru harus mengenal masing-masing anak sebagai pribadi
f.       Guru harus menjadi seorang pribadi.
Ciri-ciri pendidik
            Ciri utana seorang pendidik adalah adanya kewibawaan yang terpancar dari dirinya terhadap anak didik.
1.      Mengenal anak didik
Seorang pendidik harus mengenal anak didiknya, baik secara umum maupun secara khusus satu persatu anak didiknya.
2.      Membantu anak didik
Sebagai seorang pendidik harus mau membantu amak didiknya, dan bantuannya harus sesuai dengan yang diharapkan anak didiknya.
Syarat-syarat pendidik
            Edi suardi (1984 dalam buku pedagogik halaman 116) mengungkapkan bahwa seorang pendidik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
1.      Seorang pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan
2.      Seorang pendidik harus mengenal anak didiknya
3.      Seorang pendidik harus mengetahui dan mengenal alat pendidikan
4.      Seorang pendidik harus bersedia membantu anak didik
5.      Seorang pendidik harus mampu menyatu padukan (beridentifikasi).

ANAK DIDIK
Ank didik merupakan seorang yang sedang berkembang, memiliki potensi tertentu, dan dengan bantuan pendidikan ia mengembangkan potensinya tersebut secara optimal. Tirtarahadja, (2000 dalam buku pedagogik halaman 120) mengemukakan 4 karakteristik yang dimaksudkan, yaitu:
a.       Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga merupakan makhluk yang unik.
b.      Individu yang sedang berkembang
c.       Individu yang membutuhkan bimbinhan individual dan perlakuan manusiawi
d.      Individu yang memiliki kemampuyan untuk mandiri
Ciri-ciri anak didik :
1.      Kelemahan dan ketidak berdayaan
Kelemahan yang dimiliki oleh anak ialah kelemahan rohani dan jasmani, kelemahan dan ketidak berdayaan anak makin lama makin hilang karena bantuan dan bimbingan pendidikan. Pendidikan akan berhenti jika kelemahan dan ketidak berdayaan sudah berubah menjadi kekuatan dan keberdayaan, yaitu suatu keadaan yang dimiliki oleh orang dewasa.
2.      Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang
Alasan berkembang untuk mengetahui dan mendapatkan hal-hal yang perlu adalah ketidak berdayaan itu sendiri. Keinginan berkembang mendorong anak untuk giat, itulah yang menyebabkan anak untuk giat, itulah penyebab adanya pertmuan atau pergaulan yang disebut pendidikan. Tanpa keinginan berkembang pada anak, perkembangan sulit untuk terjadi.
3.      Anak didik yang ingin jadi diri sendiri
    Anak didik ingin menjadi dirinya sendiri, itu sangat penting karena dalam bergaul di lingkungan masyarakat, seorang individu harus menjadi dirinya sendiri. Jika tidak demikian individu tersebut akan menjadi orang yang penurut, manusia massa yang tak punya pribadi. Pendidikan yang tidak memperhatikan anak yang ingin menjadi diri sendiri adalah pendidikan yang bersifat otoriter bahkan memaksa, dan dapat mematikan pribadi anak didik yang sedang tumbuh.


INTERAKSI PEDAGOGIS ANTARA PENDIDIK DENGAN ANAK DIDIK
          Interaksi merupakan suatu pergaulan antara anak dengan orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, manusia dewasa. Interaksi pedagogis padadasarnya adalah komunikasi timbal balik antara anak didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.
1.      Pendidikan berarti komunikasi
          Pendidik dan anak didik akan berkomunikasi, dalam arti komunikasi dua arah. Berkomunikasi berarti hubungan timbal balik, seolah bercakap-cakap antara kedua belah pihak, bukan sekedar bercerita. Kegiatan pendidikan bukan serarti berkomunikasi sepihak seolah-olah hanya orang tua atau guru saja yang boleh berfikir, sekali lagi harus berkomunikasi timbal balik.
          Dalam berkomunikasi antara pendidikan dengan anak didik ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a.  Menyediakan situasi yang baik
Menyediakan suasana yang baik merupakan suatu upaya yang harus dilakukan pendidik. Anak yang bergaul dengan orang yanug tidak baik maka ia akan cenderung tidak baik, dan sebaliknya anak yang bergaul dengan orang-orang yang baik maka ia akan cenderung baik. Menyediakan situasi yang baik bukan hanya mengenai dunia mati, lingkungan alam dan kebendaan, namun menyedian lingkungan yang baik berarti pula memberikan suasana pergaulan yang baik. Selain lingkungan alam dan kebendaan harus baik, suasana pergaulan dalam keluarga dan lingkungan yang lebih besar harus baik pula. Hal itu merupakan contoh yang baik.
b. Mengikati irama anak
Setiap anak berkembang dalam suatu cara yang berbeda, ada anak yang mengalami tempo perkembangan yang cepat dan ada pula yang lambat. Tiap anak di karuniai dengan ber bagai kemungkinan untuk berkembang dan kemungkinan itu tidak sama bagi setiap anak. Membantu untuk berkembang merupakan kewajiban pendidikan,namun mengubah itu suatu upaya yang sulit untuk dilakukan.
2.    Syarat interaksi pedagogis
Interaksi pedagogis akan berlangsung apabila terdapat beberapa hal:
1)      Rasa tenang pada anak didik
Suatu interaksi pedagogis hanya mungkin terjadi kalau pada anak didi ada suatu perasaan bahwa ia dapat berkembang dengan tenang. Ketenangan sebagai akibat adanya suatu perasaan pada diri anak bahwa dirinya aman. Aman dalam arti karena ia percaya pada pendidikan bahwa pendidik akan memberikan suatu bantuan yang diberikan padanya.
2)      Hadornya kewibawaan
Anak didik secara relatif merasa dirinya tidak berdaya. Dikatakan relatif karena tidak berdayanya anak didik tidak berarti benar-benar tidak berdaya. Pengertian relatif artinya tidak berdaya dibandingkan dengan pendidikan. Selama jarak antara anak didik dengan pendidik ada, maka anak didik dikatakan secara relatif tidak berdaya. Dan pendidik memberikan yang ia perlukan untuk perkembangannya, maka interaksi dan komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar.
3)      Kesediaan pendidikan membantu anak didik
Interaksi pedagogis akan terjadi apabila dari pihak pendidik adakesediaan atau kerelaan untuk membanu anak didik. Syarat ini mutlak perlu karena tanpa kesdiaan pendidik membatu anak didik, perasaan aman pada anak tidak akan pernah hadir, dan tentunya interaksi akan terganggu, dan akibat seterusnya tentu interaksi tidak berjalan. Pada pendidik yang wajar kesediaan untuk membantu itu berubah bentuk menjadi rasa kasih sayang pada anak didik. Jadi kerelaan atau kesediaan membantu, itu merupakan syarat mutlak untuk terciptanya situasi interaksi pedagogis.
4)       Perhatikan minat anak
Dalam interaksi pedagogis pendidik harus memperhatikan minat anak didik, karena dalam diri anak didik akan muncul perasaan bahwa interaksi yang dijalani dengan pendidik yang sedang dijalani akan berguna bagi dirinya. Lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak didik akan diterima dengan senang oleh anak.dan untuk menarik minat anak didik pendidik akan berusaha dengan berbagai cara untuk membuat anak didik aktif melaksanakan kegiatan pendidikan.
3.    Interaksi pedagogis dalam pembelajaran di sekolah
1.         Karakteristik interaksi pedagogis di sekolah
a.       Interaksi atas dasar tugas dan peran masing-masing
Dalam situasi belajar-mengajar ditandai dengan hubungan peran dan tugas, diman hubungan pendidik untuk pertama kali tidak didasrkan atas kecintaan atau hubungan kasih sayang seperti orang tua dan anak. Di sekolah hubungn tersebut bis muncul karena tugas dan peranan masing-masing disaat keduanya bekerjasama dan saling berhubungan.
b.      Ada tujuan
Dalam interaksi belajar-mengajar selalu bertujuan untuk mencapai sesuatu demi kepentingan perdik. Dalam proses belajar menganjar dalam kelas berdasarkan tujuan kurikuler dan inastruksional.
c.       Kemauan guru untuk membantu
Dalam interaksi pembelajaran ditandai dengan kemauan guru untuk membantu murid mencapai sesuatu kepandaian atau keterampilan serta sikap tertentu. Dan sebaliknya, murid berangapan bahwa guru dapat membantunya dalam hal-hal tertentu didalam perkembangannya. Karena itu lahir sikap menghargai atau menghormati serta mentaati guru sebagai pengakuan murid pada kewibawaannya.
d.      Prosedur yang direncanakan dalam mencapai tujuan
Dalam interaksi pembelajaran tidak dapat melakukan sesuatu atas kemauan sendiri. Ada urutan kegiatan yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk menjalankan langkah dan prosedur yang sesuai dengan tjuan guru harus menggunakan metode dan peralatan. Metode itu harus cocok dengna bahan dan urutannya dan sudah tentu akan menggunakan alat pelajaran atau alat bantu yang tepat. Kalau tidak demikian maka interaksi tersebut akan terhambat.


e.       Ditandai dengan satu garapan materi
Materi adalah alat untuk mencapai tujuan suatu pelajaran tertentu. Dan bahan disiapkan sebelum proses belajar-mengajar berlangsung, sesuai dengan tahap perkembangan penguasaan bahasa anak-anak dengan syarat-syarat khusus yang cocok.
f.       Interaksi pembelajaran ditandai dengan aktifitas anak.
Interaksi mampu membuat anak aktif dalam pembelajaran, misalnya dengan bertanya, menerangkan, memberi tugas, mendorong, memancing, memberi motivasi kepada murid sehingga inteaksi itu berjalan. Akan tetapi aktifnya murid bukan berarti fasifnya guru. Keduanya aktif dan saling bekerjasama menggarap materi tertentu, bersama-sama mengolah bahan.
g.      Guru mengambil peranan membimbing
Membimbing diartikan menghidupkan interaksi, yaitu menjadi motor dari proses belajar-mengajar dan sebagai motivator, dan guru menjadi tokoh utama dalam interaksi.
h.      Di dalam suatu interaksi pembelajaran ada suatu disiplin
Disiplin merupakan suatu pola tingkah laku yang di atur dan di tata oleh guru dan murid, dan memiliki suatu prosedur. Jika prosedur sudah di tetapkan maka semua pihak yang berkaitan dilarang untuk menyimpang.
i.        Ada batas waktu
Didalam suatu sistem Berkelas batas waktu menjadi suatu ciri untuk mencapai suatu tujuan instruksional tertentu.
j.        Interaksi belajar-mengajar individu
Pada interaksi ini anak banyak mendapat kesempatan untuk mengalami berbagai proses belajar, karena guru hanya berhadapan dengan seorang anak, sehingga dapat memberi banyak kesempatan pada perdik.
k.      Interaksi belajar-mengajar berkelompok
l.        Interaksi belajar-mengajar dengan tim guru
Meskipun cara ini banyak memberikan keuntungan, yaitu terintegrasinya bahan pelajaran, akan tetapi cara tersebut jarang dapat dilakukan karena memang kesempatan untuk itu jangan diperoleh.
2.      Aspek-aspek pendidikan
Manusia merupakan makhluk jasmani dan rohani, yang pada hakikatnya secara rohaniah adalah sebagai makhluk individual dan makhluk sosial. Langeveld menjelaskan tentang dasar antropologi manusia ( hakikat manusia ) yaitu : individualis, sosialitas dan moralitas. Selain ketiga dasar antropologias tersebut adalah makhluk berketuhanan. Atas dasar hakikat manusia tersebut, interaksi pembelajaran di sekolah, harus menyangkut aspek-aspek pendidikan, seperti dikemukakan oleh Ahamdi binUhbiyati ( 2001, 16-23 ), yaitu : pendidikan budi pekerti, pendidikan ( kecerdasan, social, kewarganegaraan, keindahan/estetika, jasmani, agama dan kesejahteraan keluarga ).



a.       Pendidikan Budi Pekerti
Budi pekerti berkaitan dengan akhlak manusia merupakan aspek fundamental dalam kehidupan manusia baik secara individu maupun masyarakat agar terbentuk manusia yang berwatak dan bermoral. Tujuannya untuk membedakan antara yang baik dan tidak baik. Pendidikan ini mencakup dua aspek yaitu pembentukan kata hati ( peka terhadap sesuatu yang baik dan buruk ) dan pembentukan kemauan ( mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang tidak baik ).

b.      Pendidikan Kecerdasan
Bertujuan agar anak dapat berfikir secara kritis, logis dan kreatif. Berfikir kritis berarti dengan cepat mampu melihat hal yang baik dan tidak baik dalam kehidupannya. Berfikir logis berarti mampu mmembandingkan dan menarik kesimpulan antara masalah yang satu dengan yang lainnya. Berfikir kreatif berarti mampu menemukan hal-hal yang baru.
Untuk melatih anak berfikir, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sbb :
-          Hindarkan sifat verbalistis dalam pengajaran dan  hanya menggunakan kata-kata saja dibantu oleh alat peraga lainnya.
-          Sajikan pengajaran dalam bentuk pemecahan masalah.
-          Dalam pembelajaran hendaknya siswa dihadapkan pada situasi nyata yang harus dipecahkan.
-          Usahakan aktivitas dalam praktek untuk menyelidiki dan menguji kebenaran pengetahuan yang diperoleh dari buku.
-          Latihlah murid untuk mebuat suatu laporan.

c.       Pendidikan Sosial
Manusia senantiasa hidup dalam kelompok kecil ( keluarga ) maupun besar ( marga ). Untuk mendapatkan itu semua, anak harus dapat menyesuaikan diri dan diperlukan sifat-sifat sabar, ramah, ramah, santun, tolong menolong, saling menghargai, menghormati dll. Tujuannya adalah agar dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan bersama dan aktif dalam kehidupan bersama tersebut.

d.      Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan ini mendidik anak agar menjadi warga yang baik, utuh dan berguna bagi masyarakat dan negara yang tahu akan hak dan kewajibannya terhadap nilai-nilai kemanusian, kebenaran dan keadilan serta sanggup membela dan memperjuangkannya.

e.       Pendidikan Keindahan ( Estetika )
Bertujuan agar dapat memiliki rasa keharuan terhadap keindahan, memiliki rasa keharuan terhadap keindahan, lalu dapat menghargai dan menikmati keindahan.
f.       Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani tidak hanya untuk latihan jasmani saja, tetapi pendidikan jasmani juga bertujuan untuk pembentukan watak.
g.      Pendidikan Agama
Pendidikan agama bertujuan untk membiasakan peserta didik melakukan rutinitas keagamaan.
h.      Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Pendidikan ini bertujuan meningkatkan taraf kehidupan dan penghidupan keluarga untuk mencapai terwujudnya keluarga sejahtera secara utuh. Secara khusus disekolah untuk memperdalam keinsyafan anak akan perlunya hidup damai, rukun, hemat, cermat, sehat sejahtera dalam ikatan keluarga, dan memunculkan minat anak dalam berpartisipasi mengurus keluarga.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking