SEJARAH PERKEMBANGAN KERETA API
Oleh : Dewi Yanti
A. Pengertian Kereta Api
Kereta api adalah sarana transportasi
berupa kendaraan
dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan
lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat
transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif
(kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong
(dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut
berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam
skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara
berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama
angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara. (wikipedia, 2013)
B. Sejarah Kereta Api di Dunia
Perkembangan transportasi kereta apimenggunakan
jalan rel bermula dari dikembangkannya usaha untuk. Meningkatkan pelayanan
transportasi yang meliputi antara lain kuantitas pengangkutan, kecepatan
perjalanan, dan keawetan sarana prasarananya.
Awal mula terciptanya jalan rel bisa dikatakan bermula di Inggris pada tahun 1630, yaitu dengan adanya pengangkutan batu bara. Hasil penambangan batu bara semula diangkut dengan kereta yang ditarik kuda. Terdapat dua masalah berkaitan dengan penggunaan kereta yang ditarik kuda ini, yaitu:
Awal mula terciptanya jalan rel bisa dikatakan bermula di Inggris pada tahun 1630, yaitu dengan adanya pengangkutan batu bara. Hasil penambangan batu bara semula diangkut dengan kereta yang ditarik kuda. Terdapat dua masalah berkaitan dengan penggunaan kereta yang ditarik kuda ini, yaitu:
a. jalan yang dilalui cepat rusak
b. kapasitas angkut rendah
Untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut, pada jalan yang dilalui dipasang balok-balok kayu membujur, dengan
maksud dapat memberikan landasan yang lebih kuat dan memperkecil hambatan
antara roda dan permukaan jalannya. Dengan
memasang balok-balok kayu membujur tersebut kapasitas angkut seekor kuda yang
menarik kereta bisa meningkat. Balok-balok
kayu membujur ini ternyata masih juga cepat rusak, baik oleh cuaca maupun oleh
beban kereta, maka perkembangan berikutnya ialah bagian atas balok kayu diberi
lapisan yang lebih kuat yaitu besi. Perkembangan berikutnya balok kayu diganti
seluruhnya dengan besi. Meskipun sudah menggunakan batang besi, tetapi dengan
masih digunakannya bentuk roda biasa, masih terjadi melesetnya roda keluar dari
batang besi dimaksud. Untuk menghindari melesetnya roda tersebut maka roda-roda
diberi flens (flange), ini terjadi pada tahun 1789. Akibat dari penggunaan
flens pada roda ini mengakibatkan kendaraannya tidak dapat digunakan di jalan
raya biasa, sejak itulah terjadi perbedaan antara jalan raya dan jalan yang
menggunakan batang besi atau jalan rel. Jalan
rel pertama kali digunakan untuk pengangkutan batu bara.
Pada awal abad XIX kereta di atas
rel mulai ditarik oleh kendaraan yang dijalankan dengan mesin (lokomotif) uap.
pada masa-masa tersebut jalan rel mulai pula dibangun di beberapa negara,
seperti Perancis, Jerman, Belgia, Belanda, Rusia, Austria, Indonesia (lihat
Sejarah Kereta Api Indonesia). Perkembangan kereta api baik sarana maupun prasarananya
terus berjalan. Pengembangan dalam hal kecepatan, pelayanan, keselamatan,
efisensi, dan kenyamanan terus pula dilakukan, hal ini seiring pula dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lokomotif diesel-listrik mulai
digunakan di New Jersey tahun 1925, kereta diesel-listrik untuk penumpang
bentuk streamline mulai meluncur di Amerika tahun 1934. Perkembangan terus berjalan termasuk dalam rancang bangun,
teknologi komunikasi dan informasi, dan teknologi bahan. Hal ini membawa pula
perkembangan sarana dan prasarana kereta api, misalnya kereta api super cepat,
kereta api monorail (dengan satu rel), kereta api levitasi magnetik (maglev),
kereta api pengangkut berat. Begitu pula perkembangan dalam teknologi
penggeraknya, misalnya lokomotif diesel, diesel-listrik dan penggerak listrik.
Teknologi persinyalan juga berkembang sehingga tidak hanya digunakan sinyal
mekanis tetapi juga sinyal elektris. (Rohima, 2010)
C. Sejarah Kereta Api di Indonesia
Sejarah perkeretaan di Indonesia diawali pada hari
Jumat tanggal 17 Juli 1864 oleh Gubernur Jenderal
Hindia Belanda,
Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele dengan pencangkulan pertama jalan kereta
api di desa kemijen. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze
Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM)
yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km)
dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan
ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus
1867. Kereta listrik pertama beroperasi 1925,
menghubungkan Weltevreden dengan Tandjoengpriok. Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Samarang-Tanggung, yang kemudian
pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan
kota Semarang
- Surakarta
(110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah
lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat.
Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km,
tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km. (wikipedia, 2013)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking