Maandag 03 Junie 2013

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN



KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
HAKIKAT  KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
           
A.    Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Istilah “kepemimpinan pendidikan” mengandung dua pengertian yaitu “pendidikan” yang memiliki arti dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan sifat dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh kepemimpinan iti, sedangkan “kependidikan” yaitu bersifat universal, berlaku dan terdapat pada berbagai bidang kegiatan hidup manusia. Akantetapi secara umum kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, berikut diantaranya :
Ø  Ralp M. Stogdill
Kepemimpinan adalah proses-proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan.
Ø  Sondang P. Siagian
Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak daripada semua sumber-sumber dan alat yang tersedia dari suatu organisasi.
Ø  Robert Dubin
Kepemimpinan dalam oranisasi berarti penggunaan kekuasaan dan penggunaan keputusan-keputusan.
Ø  Fred E. Fiedler
Kepemimpinan adalah indiviadu didalam kelompok yang memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok
Ø  George R. Terry
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
Ø  Rauch & Behling
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
Ø  Katz & Kahn
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
Ø  Hemhill & Coon
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
Ø  William G.Scott
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Ø  Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
            Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa kepemimpinan adalah satu kualitas kegiatan-kegiatan kerja dan interaksi didalam situasi kelompok. Kepemimpinan merupakan sumbangan dari seseorang didalam situasi-situasi kerjasama. Kepemimpinan dan kelompok tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Tak ada kelompok tanpa adanya kepemimpinan, dan kepemimpinan hanya ada dalam situasi kelompok. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah suatu kualitas kegiatan-kegiatan dan interaksi didalam suatu pendidikan. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
B.     Fungsi Pemimpin Pendidikan
Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain:
a.         Pemimpin membantu terciptanya suatu suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa kebebasan.
b.        Pemimpin membentuk kelompok  untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepaada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
c.         Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
d.        Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemeimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin memiliki tanggungjawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.
e.         Pemimpin bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.
Lebih lanjut, M.I. Anwar (2003:70) mengatakan bahwa untuk memungkinkan tercapainya tujuan kepemimpinan pendidikan di sekolah, pada pokoknya kepemimpinan pendidikan memiliki tiga fungsi berikut:
a.         Membantu kelompok merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai yang akan menjadi pedoman untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
b.      Fungsi dalam menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa dan anggota masyarakat untuk menyukseskan program pendidikan di sekolah, dan
c.       Menciptakan sekolah sebagai suatu lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis, dan nyaman, sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas akan memperoleh kepuasan kerja tinggi. Artinya pemimpin harus menciptakan iklim organisasi yang mampu mendorong produktivitas pendidikan yang tinggi dan kepuasan kerja yang maksimal.

C.    Tipe-tipe Kepemimpinan Pendidikan
Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dari kekuasaan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap memimpin, tingkah laku, dan sifat kegiatan pemimpin yang dikembangkan dalam lembaga pendidikannya akan mempengaruhi situasi kerja, semangat kerja anggota-anggota staf, sifat hubungan kemanusiaan diantara sesamanya, dan akan mempengaruhi kualitas hasil kerja yang mungkin akan dicapai dalam lembaga pendidikan tersebut.
Kepemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam empat tipe berdasarkan konsep, sifat, sikap, dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang dipimpinnya, yaitu :
a.         Tipe Otoriter
Kepemimpinan otoritwr disebut juga kepemimpinan “ authorirarian”. Dalam kepemimpinan ini pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakan dan memaksa kelompok. Kekuasaan pemimpin yang otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Pemimpin yang otoriter tidak menghendki rapat atau musyawarah. Berkumpul atau rapat hanya berarti untuk menyampaikan instruksi-instruksi. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan. Dalam tindakan dan perbuatannya ia tidak dapat diganggu gugat. Inisiatif dan daya fikir anggota dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pengawasan hanya berarti mengontrol, apa perintah yang diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya ataukah tidak.
b.        Tipe “Laissez-faire”
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia memberikan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pemberian tugas dan kerjasama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Kekuasaan dan tanggungjawab bersimpang siur, berserakan secara tidak merata diantara anggota kelompo. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan-kekacauan dan bentrokan-bentrokan. Tingkat kematian organisasi atau lembaga semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pimpinan. Struktur organisasinya tidak jelas dan kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
c.         Tipe Demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannyabukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungannya dengan anggota kelompok bukan sebagai majikan melainkan sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya. Pemimpin demokratis selalu berusaha mmenstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usaha ia selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan memperimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.
d.        Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga demokratis semua atau manipulasi diplomatik. Pemimpin yang bertipe ini hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking